Wednesday 12 January 2011

Mengapa Neon menyala ??


Neon adalah gas. Sampai akhir tahun 1800an, gas ini dengan tenang mengurusi dirinya sendiri sebagai bagian dari atmosfir Bumi.
Kemudian Sir William Ramsey, seorang ahli kimia Inggris, menemukannya. Belakangan, orang-orang lainnya menciptakan lampu neon, dan lampu-lampu iklan neon mulai bermunculan dimana-mana tahun 1920an.

Ketika kita berpikir tentang neon, kita berpikir tentang lampu iklan warna-warni yang menunjukkan nama toko atau restoran. Tetapi sebenarnya, neon hanya menghasilkan cahaya merah oranye. Gas-gas lain, seperti merkuri atau sodium digunakan untuk membuat warna menyala lainnya. Di Las Vegas atau Jakarta, jalanan berkilauan dengan barisan gas-gas dalam wadah, merayu para turis ke kasino dan mendengar bintang panggung menyanyi.

Karena neon berada di udara di sekeliling kita, pada saat ini juga, kamu mungkin menghirupnya sangat sedikit. Tetapi jangan cemas, dalam satu galon udara, hanya ada sedikit sekali neon untuk dimuat ke dalam biji bunga sesawi. Untuk memisahkan neon dari udara selebihnya, udara harus diubah menjadi zat cair.

Seperti air berubah dari gas-uap-menjadi zat cair ketika suhunya turun, begitu juga udara. Air berubah dari gas menjadi zat cair ketika suhunya turun di bawah 100°C. Tetapi ahli-ahli kimia harus menurunkan suhu udara sampai -210,5°C sebelum neon menjadi cair. Kemudian mereka memisahkan unsur-unsur dalam udara cair dan akhirnya memperoleh campuran nitrogen, helium, dan neon.

Dengan meningkatkan tekanan dan menurunkan suhu lebih rendah lagi, ahli-ahli kimia menyingkirkan nitrogen. Akhirnya, neon dipisahkan dari helium dengan proses yang disebut adsorpsi, dimana molekul-molekul menempelkan diri pada permukaan zat padat. Dalam kasus ini, molekul-molekul neon melekat pada permukaan arang. Sekitar 88.000 kg udara cair harus dikumpulkan untuk mendapatkan 1 kg neon.


Jika kamu melihat setabung neon cair dingin, kamu akan melihat bahwa itu bening dan tidak berwarna, jelas-jelasbukan merah terang. Lalu bagaimana neon bisa begitu merah di lampu iklan?

Gas neon yang terjebak dalam lampu iklan itu terdiri dari bermilyar-milyar atom neon. Masing-masing atom neon memiliki 10 elektron mengobit pusatnya. Tabung gas itu dihubungkan di kedua ujungnya dengan sirkuit listrik. Ketika lampu dinyalakan arus listrik mengalir sepanjang tabung. Elektron-elektron berlompatan dari atom ke atom dalam arah yang sama. Atom-atom neon pun mengalami eksitasi (bergejolak) ketika elektron-elektronnya mendapat semburan energi, agak mirip seperti ketika ada orang yang menyikutmu.

Setiap saat elektron dalam atom neon menjadi tenang lagi, itu  mengeluarkan foton cahaya, hampir seperti helaan nafas. Ketika foton mengenai mata kita, kita melihat merah.

Gas-gas lain mengeluarkan warna berbeda ketika mengalami gejolak. Sebagai contoh, gas merkuri, yang memiliki 80 elektron dalam setiap atom, menyala biru kalau terjadi gejolak.
 
Perbedaan antara cahaya merah dan adalah soal energinya. Foton yang dilepaskan oleh atom-atom merkuri lebih energetik daripada yang dikeluarkan atom-atom neon. Gas sodium, yang digunakan di beberapa lampu jalan, mengeluarkan cahaya kuning terang, yang memiliki lebih banyak energi daripada merah, tetapi kurang dari biru.

Saat arus mengalir melewati lampu neon, beberapa atom menjadi gejolak sementaralainnya kembali normal. Atom-atom itu sendiri sangat mirip lampu-lampu kecil, berkedip nyala padam. Tetapi karena jumlahnya sangat banyak, gas itu tampaknya menyala terus menerus. Ketika lampu neon dipadamkan, gas neon menjadi kembali seperti semula yang tanpa warna.


 Sumber : Baca-baca

By Randy Lá Patriá Loupatty with 2 comments

2 comments:

wach wach wach,maksih nich ka..
saya jadi tahu..

iya,,sama2..
keep blogging..

Post a Comment

Leave Comments Here.